Oraganisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selalu dilatih untuk menjaga lingkungan dan tidak mencemari lingkungan sesuai NDP PMII (Hablu min al-Alam) implementasi sekala kecil tidak membuang sampah sembarangan atau tidak merusak tumbuhan yang ada di alam, sebab menjaga lingkungan tidak selalu tentang pembuangan atau pencemaran tetapi juga ada istilah membangun bisnis berbasis alam atau llingkunga, iiistilany green economy (Ekonomi Hijau) .
Pengertian seperti apa green economy itu? Ialah sebuah paradigma pembangunan ekonomi transformatif yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, secara signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya. Konsep ini mensyaratkan bahwa pertumbuhan ekonomi dicapai melalui cara yang berkelanjutan, di antaranya dengan mengurangi emisi karbon seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan efisiensi sumber daya alam dengan menggunakan bahan baku dan energi secara bijak, dan melestarikan keanekaragaman hayati. Atau singkatnya membangun tanpa merusak alam, dalam artian membangun bisnis yang berbasis alam atau lingkungan. Seperti mendaur ulang sampah menjadi kerajinan tangan. Di Kabupaten Bangkalan Madura, tantangan ekologis seperti praktik pembuangan sampah sembarangan.
Kesadaran dewasa ini menuntut adanya gerakan kolektif yang transformatif. Dalam konteks ini, KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri) Cabang Bangkalan muncul sebagai motor penggerak strategis, memanfaatkan perspektif gender dan aktivisme mahasiswa untuk mendorong terwujudnya ekonomi hijau yang berkeadilan. Pada tanggal 23-26 Oktober 2025 KOPRI PC Bangkalan menyelenggarakan Sekolah Kader KOPRI (SKK), dengan tujuan untuk mendidik kadernya tentang ekonomi hijau tentunya di kota Bangkalan.
Inisiatif bentuk edukasi dalam SkK Bangkalan tidak hanya fokus tentang ekonomi hijau saja namun juga ada materi-materi yang lain. Diantaranya ada tentang advokasi kebijakan publik yang disampaikan langsung oleh Nur Hakim S.Pd.I M.Ag salah satu anggota DPRD kabupaten Bangkalan dan ada juga yang membahas tentang ke-KOPRI-an yaitu Analisis Struktur Problematika KOPRI yang disampaikan langsung oleh ketua KOPRI PKC Jawa Timur Kholisatul Hasanah.
Hemat penulis dengan adanya KOPRI memainkan peran sentral dalam membangun ekonomi hijau, hal ini dikarenakan perempuan cenderung memiliki tingkat kepekaan dan kekritisan yang lebih tinggi terhadap isu-isu lingkungan. Peran KOPRI dapat diuraikan melalui tiga pilar utama:
A. Arus utama Gender dalam Advokasi Lingkungan
Peran mendasar KOPRI Bangkalan adalah menegaskan keterkaitan erat antara isu gender dan ekologi. Secara tradisional, isu lingkungan sering kali dianggap urusan teknis semata, padahal dampaknya paling berat dirasakan oleh perempuan. Dalam konteks lokal, dampak krisis lingkungan, seperti pencemaran air atau lahan yang tidak produktif, paling cepat terasa oleh perempuan. Sebagai pengelola utama rumah tangga dan sumber daya dasar, perempuan di Bangkalan menjadi pihak pertama yang rentan terhadap kelangkaan. Inilah yang mendasari kepekaan ekologis berbasis Gender.
Kader KOPRI Bangkalan memanfaatkan kepekaan ekologis ini dengan aktif melakukan pengarusutamaan perspektif gender ke dalam agenda ekonomi hijau. Melalui kegiatan seperti SKK menekankan edukasi kader untuk memahami bahwa advokasi lingkungan adalah bagian integral dari perjuangan kesetaraan. Pendekatan ini memastikan bahwa solusi ekonomi hijau yang diusung tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berkeadilan gender, sebab lingkungan yang sehat adalah prasyarat bagi kehidupan perempuan yang berdaya.
B. Advokasi komunitas dan Agent of Change
KOPRI berperan sebagai motor penggerak advokasi lingkungan di tingkat akar rumput dan agen perubahan (agent of change). Mereka fokus mengubah kesadaran masyarakat Bangkalan akan krisis ekologis, khususnya dampak negatif dari pembuangan sampah sembarangan yang mencemari lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap menjadi aksi nyata. Fungsi utama KOPRI adalah menyiapkan kader perempuan yang memiliki kemampuan kepemimpinan transformatif dan advokasi berbasis komunitas. Melalui peran ini, KOPRI mampu menggerakkan komunitas lokal untuk mengubah kebiasaan. Mereka berfungsi sebagai penghubung yang menjembatani pengetahuan ekologis dengan praktik hidup sehari-hari, memastikan bahwa inisiatif lingkungan berakar kuat pada partisipasi dan kebutuhan masyarakat kecil.
C. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Komunitas Hijau
Ekonomi hijau menuntut pergeseran dari model eksploitatif menuju model yang berkelanjutan. KOPRI Bangkalan, dengan jaringan kadernya di berbagai komisariat, memiliki potensi besar dalam menginisiasi dan mendukung usaha-usaha mikro yang berbasis lingkungan. KOPRI mendorong implementasi nyata dari Ekonomi Sirkular dan Ekonomi Berkelanjutan di Bangkalan, khususnya dalam pemberdayaan perempuan.
Sebuah contoh ialah:
1. Pemanfaatan Sampah ialah Mendorong perempuan Bangkalan menciptakan produk bernilai tambah dari bahan daur ulang, seperti kerajinan, yang secara langsung berkontribusi pada pengurangan timbunan sampah.
2. Pertanian Berkelanjutan ialah Menganjurkan praktik pertanian yang meminimalkan penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya.
Inisiatif ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi terhadap masalah ekologis (pengurangan sampah dan pencemaran), tetapi juga sebagai sumber pemasukan baru dan peningkatan kapabilitas, yang pada akhirnya meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan di Bangkalan.
Pemaparan di atas adalah salah satu peran KOPRI dalam membangun ekonomi hijau tentunya di kota Bangkalan. Dari situ dapat kita simpulkan bahwa Peran KOPRI Bangkalan dalam mewujudkan Ekonomi Hijau adalah sebuah manifestasi kemandirian gerakan perempuan muda dalam merespons tantangan lokal. KOPRI bertindak sebagai lokomotif perubahan melalui pengarusutamaan gender dalam isu ekologi, advokasi akar rumput sebagai agent of change, dan pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, KOPRI tidak hanya berjuang untuk kepentingan internal organisasi, tetapi mengambil tanggung jawab penuh dalam menciptakan Bangkalan yang berkeadilan sosial, berdaya secara ekonomi, dan lestari secara lingkungan.
Penulis: Atika Putri (Alumni SKK Bangkalan 2025)