Ad
Scroll untuk melanjutkan membaca
Ad

Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)


Kebersihan sekretariat PMII, jika dipahami dari perspektif Martin Heidegger, bukanlah perkara remeh yang sekadar berkaitan dengan sapu, pel, atau tata ruang fisik. Dalam pandangan Heidegger, manusia sebagai Dasein makhluk yang hadir-di-dunia (being-in-the-world) selalu membentuk dan dibentuk oleh ruang tempat ia berada. Sekretariat PMII bukan hanya bangunan tempat kader singgah, melainkan ruang eksistensial yang membangun cara kader berpikir, berinteraksi, dan menghayati dunia organisasi. Maka kualitas kebersihan sekretariat secara langsung menggambarkan kualitas kesadaran kader yang menghuninya.

Heidegger menegaskan dalam Building, Dwelling, Thinking bahwa manusia baru dapat berpikir secara jernih ketika ia “bertambah baik dalam cara tinggal”. Tinggal, dalam makna filosofis, bukan sekadar menempati ruangan, tetapi merawat, menjaga, dan membangun hubungan bermakna dengan ruang tersebut. Ketika sekretariat PMII bersih dan tertata, ia menjadi ruang yang memungkinkan kader berdiskusi dengan jernih, memikirkan gagasan dengan tenang, dan menumbuhkan atmosfer intelektual yang sehat. Namun ketika sekretariat kotor, bau, berantakan, dan dibiarkan tak terurus, itu bukan hanya menunjukkan kerusakan fisik ruang melainkan menyingkapkan kerusakan kesadaran kader yang tinggal di dalamnya.

Dalam kerangka Heidegger, tindakan sederhana seperti menyapu, membuang sampah, merapikan berkas, atau menata peralatan bukanlah sekadar aktivitas teknis, tetapi ekspresi care (Sorge). Care adalah struktur dasar eksistensi manusia. Ketika kader merawat sekretariat, ia sedang merawat keberadaannya sendiri dan keberadaan organisasinya. Sebaliknya, ketika kader meninggalkan bekas makanan berserakan, membiarkan puntung rokok mengotori lantai, membiarkan dapur atau kamar mandi sekretariat menjadi jorok, atau menganggap “itu bukan tugas saya”, maka ia sedang memerlihatkan kondisi inauthenticity keberadaan yang tidak otentik, yang lari dari tanggung jawab dasar sebagai makhluk yang hadir dalam dunia tertentu.

Sekretariat yang kotor menunjukkan lebih dari sekadar kurangnya kebiasaan bersih. Ia menampakkan buruknya kualitas kader, lemahnya rasa memiliki, dan hilangnya hubungan eksistensial antara kader dan organisasinya. Ruang yang tak terawat mengungkapkan bahwa kader tidak sedang “tinggal” dalam pengertian Heidegger, melainkan hanya “menumpang” datang tanpa peduli, hadir tanpa tanggung jawab. Kotoran, sampah, dan ketidakrapian menjadi simbol dari ketidakmatangan kader, lemahnya disiplin, serta runtuhnya kesadaran organisasi. Dalam bahasa Heidegger, ruang yang kacau mencerminkan batin yang kacau.

Heidegger juga memperkenalkan gagasan clearing, yaitu ruang terbuka yang memungkinkan makna hadir. Ruang yang bersih dan teratur menciptakan clearing bagi kader, memungkinkan mereka berpikir jernih, menyampaikan gagasan tanpa gangguan, dan membangun diskursus yang bermutu. Namun ruang yang kotor menutup kemungkinan itu ia menjadi ruang yang “gelap”, tempat makna tidak hadir. Kader yang terbiasa hidup dalam ruang kotor juga terbiasa hidup dalam pikiran yang kacau, malas, dan tidak disiplin sebuah cermin dari kualitas gerakan yang stagnan.

Karena itu, kebersihan sekretariat PMII adalah bagian dari proses pembentukan karakter kader secara eksistensial. Kader yang menjaga kebersihan berarti kader yang hadir secara otentik, sadar bahwa ruang organisasi adalah bagian dari dirinya. Sebaliknya, sekretariat yang kotor adalah refleksi langsung dari kader yang buruk kader yang hadir tanpa kesadaran, tanpa kepedulian, dan tanpa tanggung jawab terhadap rumah intelektualnya sendiri. Dalam kacamata Heidegger, tindakan merawat sekretariat sesungguhnya adalah tindakan menata keberadaan. Dari ruang yang bersih lahir pikiran yang jernih, dan dari pikiran yang jernih lahir gerakan yang otentik dan bermakna. Sebaliknya, dari ruang yang kotor lahirlah kader yang kehilangan arah, kehilangan kedisiplinan, dan kehilangan relasi makna dengan organisasinya. Maka membersihkan sekretariat bukan hanya tugas fisik, tetapi tugas eksistensial tugas untuk menjadi kader yang sungguh-sungguh “mengada” dalam dunia PMII.

Penulis: Musleh Maulana (Kader PMII STAIDA) 
Baca Juga
Postingan Terbaru
  • Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)
  • Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)
  • Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)
  • Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)
  • Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)
  • Building dalam kondisi inauthenticity (pandangan Heidegger terhadap cerminan kader keadaan bersih atau kotornya sekretariat)
Ad
Ad
Tutup Iklan
Ad