Mengenang Kh. Munsif Nachrowi dalam Meneladani Hari Guru
Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan para muridnya. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja keras setiap hari untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung perkembangan setiap murid.
Meneladani para pendiri Organisasi PMII khususnya Kh. Munsif Nachrowi untuk revitalisasi arah pergerakan organisasi ini, merupakan perlu untuk para kader, penulis mengulas tentang salah seorang pendiri organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada tahun 1960, yang tutup usia pada Kamis (14/11/2024) di usia 87 tahun.
KH Munsif Nachrowi, seorang ulama yang berdedikasi, memiliki warisan keulamaan yang kuat dari ayahnya, KH Nachrowi Tohir, yang merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sejak awal terlibat dalam organisasi, seperti menjadi Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan membantu mendirikan PMII.
Dalam situasi politik yang panas pada era 1960-an, KH Munsif memainkan peran sentral dalam mendirikan PMII sebagai wadah bagi mahasiswa NU untuk menyuarakan aspirasi dan perjuangan mereka. Bersama dengan 14 tokoh mahasiswa lainnya, mereka mendirikan PMII dengan semangat dinamis dan progresif.
Berikut adalah daftar para pendiri PMII:
1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)
2. M. Said Budairy (Jakarta)
3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4. Makmun Syukri (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. Ismail Makki (Yogyakarta)
7. Munsif Nachrowi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9. Laily Mansyur (Surakarta)
10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
12. M. Kholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Hussein (Makassar)
14. Abdullah Alwi Murtadlo (Malang)
Peran Sentral dalam Pendiriannya PMII Kh. Munsif Nachrowi memulai keterlibatannya dalam organisasi saat menjadi Sekretaris PP IPNU. Pada tahun 1960, ia diutus oleh PP IPNU yang berkantor di Yogyakarta untuk berpartisipasi dalam pendirian PMII di Surabaya.
Saat itu, ia masih berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Sejarah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Perannya di PMII tidak hanya sebagai pendiri tetapi juga sebagai figur penting yang meletakkan dasar dan arah gerakan organisasi ini di tengah dinamika politik yang memanas pada era 1960-an.
Pertemuan bersejarah di Surabaya tersebut menghasilkan nama “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia” yang dipilih untuk mencerminkan gerakan yang dinamis dan progresif.
Sebagai salah satu pendiri, KH Munsif juga turut aktif di tingkat lokal, menjadi Ketua Pimpinan Cabang IPNU Malang, dan menunjukkan dedikasinya terhadap kemajuan kader muda NU. Selain itu, keterlibatannya dalam organisasi terus berlanjut hingga usia senjanya, menginspirasi mahasiswa khususnya para kader PMII.
Kepergiannya pada usia 87 tahun meninggalkan duka yang mendalam. Namun, warisan semangat perjuangannya akan terus menjadi inspirasi bagi kader-kader PMII. Semoga segala amal baiknya diterima di sisi Allah SWT dan kenangan tentang semangatnya tetap terpatri dalam hati kita semua, dan untuk seluruh kader PMII terus memberikan pengabdian yang berkualitas kepada bangsa dan agama.
Penulis: Solehul Akmal
(CO Literasi Komisariat PMII STIUDA)

0 Response to "Mengenang Kh. Munsif Nachrowi dalam Meneladani Hari Guru" 1 Response to "Mengenang Kh. Munsif Nachrowi dalam Meneladani Hari Guru"
Posting Komentar